RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau menerima kunjungan dari rombongan PT. HALEYORA POWER
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau menerima kunjungan dari rombongan PT. HALEYORA POWER yang merupakan anak perusahaan dari PT. PLN (Senin, 18/10/2023) dipimpin oleh Manajer Unit Pelaksana 6 Randhy Kusriansyah. Tujuannya adalah untuk berbagi bingkisan dan memberikan semangat kepada pasien anak khususnya penderita kanker yang sedang menjalani pengobatan bersempena dengan HUT PT Haleyora power yang ke - 12.
Kepada RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Manajer Unit Pelaksana 6 Randhy Kusriansyah mengucapkan terimakasih telah mengizinkan untuk datang langsung melihat dan memberi semangat kepada pasien anak penderita kanker. Kami mendoakan semoga para pasien dapat segera sembuh dan para petugas medis tetap mampu memberikan pelayanan yang maksimal.
Subkor Monev Pelayanan Keperawatan RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau mewakili jajaran Direksi Ns. Nila Putriana, S.Kep dan Dr. dr. Elmi Ridar Sp.A Ketua KSM Ilmu Kesehatan Anak (IKA) sangat menyambut baik adanya kunjugan ini dan berterimakasih atas perhatian serta doa dari PT. Haleyora Power untuk para pasien anak yang sedang menjalani perawatan di Ruang Aggrek (ruang perawatan anak) lantai 3 Gedung Utama ini, Semoga dapat bermanfaat bagi para pasien anak penderita kanker dan menambah semangat untuk terus menjalani pengobatan.

Kanker pada anak tidak bisa dicegah, sehingga harapan hidup pasien sangat tergantung pada kecepatan deteksi dan pengobatannya. Konsultan hematologi onkologi anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Djajadiman Gatot mengatakan pengobatan kanker, baik pada anak maupun dewasa, membutuhkan pendekatan multidisiplin. “Komunikasi antara dokter dan pasien sangat penting,” kata Djajadiman dalam webinar ilmiah yang diselenggarakan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI), pada Sabtu, 28 November 2020.
Dalam paparannya tentang ‘Pentingnya Perawatan Suportif pada Penanganan Kanker Anak’, Djaja menjelaskan bila ada anggota keluarga yang sakit, maka dokter dan paramedis serta keluarga harus mengadakan komunikasi. Khusus pada pasien kanker anak, keluarga pasien berhak mendapatkan informasi tentang diagnosis, rencana terapi, kemungkinan komplikasi akibat terapi, hingga kemungkinan prognosis penyakit yang bisa memburuk.
Terapi kanker pada anak umumnya terdiri dari kemoterapi, radioterapi, dan operasi. Kemoterapi kerap menimbulkan efek samping, salah satunya menekan sistem imun pasien. Penyebabnya, kadar leukosit pasien sangat rendah sehingga pasien rentan terkena penyakit infeksi. Selain menurunkan kekebalan tubuh, kemoterapi juga berisiko menyebabkan gangguan nutrisi akiat mual dan muntah, dan juga gangguan darah seperti anemia hingga trombositopenia.
Di sinilah pentingnya perawatan suportif pada pasien. Pasien membutuhkan terapi suportif berupa pemberian nutrisi yang adekuat misalnya pemberian nutrisi cair. “Untuk gangguan darah pasien memerlukan terapi suportif berupa transfusi darah atau komponen darah. Sedangkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah infeksi pasien memerlukan terapi pendukung berupa perawatan ruang isolasi steril,” kata Djaja.





