Akhir Pekan di Waduk Keliling, Tiket Mahal tanpa Karcis (Pungli)

Akhir Pekan di Waduk Keliling, Tiket Mahal tanpa Karcis (Pungli)

ACEH BESAR,- Anda berdiri di sembarang titik di bumi, ada air yang bergerak melalui tanah di bawah kaki Anda. Air tanah menyediakan air minum untuk sekitar separuh dari populasi dunia dan hampir setengah dari semua air yang digunakan untuk mengairi tanaman. Air tanah itu mempertahankan sungai, danau, dan lahan basah selama masa kekeringan.

Air tanah merupakan sumber daya terbarukan, tapi bisa membutuhkan waktu puluhan tahun atau bahkan berabad-abad bagi beberapa akuifer untuk pulih setelah habis terkuras. Pemahaman tentang tantangan ini sekarang terutama didasarkan pada di mana dan seberapa sering orang mencatat pengukuran ketinggian air di sumur.

Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature, 24 Januari 2024, tim kami yang terdiri atas ilmuwan data, spesialis air, dan pakar kebijakan mengumpulkan data berskala global pertama pada tingkat ini. Kami menganalisis jutaan pengukuran permukaan air tanah pada 170 ribu sumur yang berada di lebih dari 40 negara dan memetakan bagaimana level air tanah telah berubah dari waktu ke waktu.

Studi kami memiliki dua temuan utama. Pertama, kami menunjukkan bahwa penipisan air tanah yang cepat tersebar luas di seluruh dunia dan tingkat penurunan telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir, dengan laju penurunan 50 sentimeter atau lebih setiap tahun di beberapa lokasi. Kedua, penelitian kami juga mengungkapkan bahwa banyak tindakan yang disengaja untuk menghentikan penipisan air tanah. Hasil dari aksi ini menunjukkan bahwa masyarakat mau tidak mau harus menguras pasokan air tanah mereka, dan dengan intervensi yang tepat waktu, sumber daya penting ini dapat pulih.

Banyak faktor yang menentukan tingkat air tanah, termasuk geologi, iklim, dan penggunaan lahan. Namun tingkat air tanah yang turun lebih dalam dan lebih dalam lagi di lokasi tertentu sering menandakan bahwa orang memompanya lebih cepat daripada alam dapat mengisinya kembali.

Sebagian dari 300 juta pengukuran yang kami kumpulkan direkam oleh alat pengukur otomatis. Sebagian besar lainnya dibuat di lapangan oleh orang-orang di seluruh dunia. Pengukuran ini melukiskan gambaran yang mengkhawatirkan.

Hasil pengukuran itu menunjukkan bahwa tingkat air tanah telah menurun sejak 2000 di lebih banyak tempat daripada level air tanah yang naik. Di banyak lokasi, terutama di zona kering yang banyak pertanian dan irigasi, tingkat air tanah turun lebih dari 0,5 meter per tahun. Contohnya Afganistan, Cile, Cina, Semenanjung India, Iran, Meksiko, Maroko, Arab Saudi, Spanyol, dan Amerika Serikat barat daya.

Temuan kedua dan hal yang lebih memprihatinkan kami adalah, di sekitar sepertiga dari area yang kami lakukan pengukuran, tingkat penurunan air tanahnya semakin cepat. Penurunan air tanah yang dipercepat adalah umum di iklim kering yang sebagian besar lahannya digunakan untuk pertanian. Ini menunjukkan hubungan potensial antara irigasi yang dipasok dari air tanah dan penipisan air tanah yang semakin intensif.