Jalan Kurang Bagus namun Menarik, Gurun Putih Lestari Safari Park

ACEH BESAR,- Liburan akhir tahun 2023, saya mengajak keluarga untuk mengunjungi kebun binatang di Jantho, Aceh Besar. Hal ini tentu berbeda dengan liburan sebelumnya. Jika pada liburan terdahulu kami menikmati keindahan alam, maka kali ini bertemakan wisata edukatif dengan mengenal beberapa satwa.
Setelah mengisi kegiatan pelatihan pemanfaatan artificial intelligence (AI) sebagai asisten guru dalam pembelajaran yang diselenggarakan oleh Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Aceh bagi guru-guru SD, SMP, SMA/SMK sederajat, kami sekeluarga bergegas menuju Jantho, ibu kota Kabupaten Aceh Besar. Perjalanan menuju Jantho kami lakukan melalui jalan tol Indrapuri–Jantho.
Butuh waktu sekitar 40 menit dari Kota Banda Aceh menuju kebun binatang yang diberi nama Gurun Putih Lestari Safari Park ini. Tidak terdapat arah penunjuk jalan sehingga menyulitkan bagi pengunjung. Selain bertanya kepada masyarakat, Google Map merupakan solusi lain agar dapat menuju ke kebun Gurun Putih Lestari ini. Ternyata kebun binatang ini terletak di jalur Jantho–Lamno.
Sesampai di kebun Gurun Putih Lestari, kami membayar sekitar Rp 40.000 per orang sebagai tiket masuk. Harga yang pantas dengan kepuasan menikmati wisata edukatif ini. Kami diarahkan untuk mengelilingi padang yang luas. Di sana terdapat puluhan ekor rusa yang sedang makan rumput.
Rusa-rusa tersebut ada yang memiliki tanduk, ada pula yang tidak. Umumnya rusa yang memiliki tanduk merupakan rusa jantan, kecuali rusa kutub tidak memiliki tanduk. Tanduk berfungsi untuk menarik perhatian pasangan, melindungi diri dari predator, menemukan makanan, dan mendinginkan tubuh.
Terdapat beberapa jenis rusa yang dipelihara di kebun ini. Di antaranya rusa tutul (Axis axis) dengan bulu warna cokelat kemerahan serta bintik-bintik putih, rusa timor (Cervus timorensis) dengan bulu warna cokelat gelap serta garis-garis putih di punggung, rusa sambar (Cervus unicolor) dengan bulu cokelat keabu-abuan serta tanduk panjang bercabang, dan rusa bawean (Axis kuhlii) dengan bulu cokelat kemerahan serta bitnik-bintik putih dan tanduk melengkung ke belakang.
Selain rusa, terdapat pula pelanduk atau kancil serta burung unta. Burung unta merupakan burung terbesar dengan bulu warna hitam, putih, atau abu-abu, serta leher dan kaki yang panjang. Burung ini tidak bisa terbang, tetapi dapat berlari dengan kecepatan hingga 70 km/jam.Kemudian kami meneruskan perjalanan menuju tempat utama kebun ini. Kami singgah di meunasah kebun untuk melaksanakan shalat Zuhur.
Setelah menyantap makanan di salah satu jambo dengan latar pemandangan gunung Seulawah Agam, kami melihat-lihat berbagai jenis hewan yang dipelihara di kebun ini. Setiap jenis hewan dibuatkan kandang atau sangkar. Hewan seperti bebek bahkan dibuatkan tempat bermain dan mandi sehingga menambah keindahan dan hiburan di kebun ini.
Kebun ini memelihara banyak jenis burung. Beberapa jenis yang sempat saya catat selain burung unta, di antaranya adalah burung merak (Pavo cristatus), burung pelikan (Pelecanus sp.), burung flamingo (Phoenicopterus sp.), dan burung kakatua (Cacatua sp.). Terdapat pula beberapa jenis burung lain yang tidak sempat saya catat.
Di kebun ini juga ada buaya yang terdapat dalam kolam khusus. Anda tidak perlu khawatir karena pengelola kebun sudah menerapkan unsur keselamatan sehingga reptil bergigi tajam itu tidak dapat mengganggu pengunjung. Saya sempat melihat salah satu buaya dengan ukuran yang sangat besar. Biasanya saya melihat buaya ukuran jumbo ini di siaran National Geographic Wild.
Anak saya mengajak untuk melihat beruang madu, monyet, dan singa. Terdapat dua ekor beruang madu yang sedang bercanda di kandangnya. Kandang beruang ini dipisahkan oleh pagar dan parit besar sehingga keamanan pengunjung sangat terjamin. Demikian juga dengan kandang beberapa jenis monyet.
Kami melangkahkan kaki ke kandang singa. Terdapat dua kandang singa di kebun ini. Kandang ini digunakan sebagai tempat tinggal empat ekor singa yang menjadi koleksinya. Kandang pertama untuk dua ekor singa putih (white lion) dan kandang lainnya untuk singa kuning (yellow lion). Singa-singa ini berasal dari Cekoslavia dan dikirim ke kebun Gurun Putih Lestari pada September 2021.